Nojoto: Largest Storytelling Platform

SEKEPING INGAT Pada kening malam, Angkuhku menyen

SEKEPING INGAT

Pada kening malam,
Angkuhku menyentuh lutut,
Jiwa memang tak sesempurna yang kaupandang ...., sayang!

Di antara diamku kini,
Linang hanya bisa melantai di pangkuan
Benak menunjuk pada sekeping ingat
Nan berhamburan penuhi gendang

Katamu;
Ini janjiku, Puan!
Kita akan terus kukuh dalam satu
Meski rintang yang melentang terus menghadang

Kataku;
Bersabarlah tuan dalam tunggu
Kukuhkan niatmu, 
Agar duri sebesar jarum tak kan mampu surutkan langkahmu

Sesekali di hening
Taringmu mulai tumbuh semili 
: mendekati tanah

Sesekali dalam diam
Sesenti tandukku tumbuh 
: menjulang ke angkasa

Padahal, bila ingat di lalu
Untukmu ...., sayang!
Berbaris do'a selalu kupanjat
Agar Tuhan memberimu selamat
Di langkah panjang nan memeras keringat

Padahal, bila kau tak lupa lalu
Bersusun-susun beri selalu kau tepati
Untuk seulas senyumku
Agar mampu lalui hari dengan seri SEKEPING INGAT

Pada kening malam,
Angkuhku menyentuh lutut,
Jiwa memang tak sesempurna yang kaupandang ...., sayang!

Di antara diamku kini,
Linang hanya bisa melantai di pangkuan
SEKEPING INGAT

Pada kening malam,
Angkuhku menyentuh lutut,
Jiwa memang tak sesempurna yang kaupandang ...., sayang!

Di antara diamku kini,
Linang hanya bisa melantai di pangkuan
Benak menunjuk pada sekeping ingat
Nan berhamburan penuhi gendang

Katamu;
Ini janjiku, Puan!
Kita akan terus kukuh dalam satu
Meski rintang yang melentang terus menghadang

Kataku;
Bersabarlah tuan dalam tunggu
Kukuhkan niatmu, 
Agar duri sebesar jarum tak kan mampu surutkan langkahmu

Sesekali di hening
Taringmu mulai tumbuh semili 
: mendekati tanah

Sesekali dalam diam
Sesenti tandukku tumbuh 
: menjulang ke angkasa

Padahal, bila ingat di lalu
Untukmu ...., sayang!
Berbaris do'a selalu kupanjat
Agar Tuhan memberimu selamat
Di langkah panjang nan memeras keringat

Padahal, bila kau tak lupa lalu
Bersusun-susun beri selalu kau tepati
Untuk seulas senyumku
Agar mampu lalui hari dengan seri SEKEPING INGAT

Pada kening malam,
Angkuhku menyentuh lutut,
Jiwa memang tak sesempurna yang kaupandang ...., sayang!

Di antara diamku kini,
Linang hanya bisa melantai di pangkuan