Nojoto: Largest Storytelling Platform

REQUIEM SENJA II Suara genta memecah sunyi. Dengu

REQUIEM SENJA II

Suara genta memecah sunyi. Dengungnya cairkan hening. Menuntun puluhan merpati hijrah ke peraduan. Nun di kejauhan ... Mataku hanya mampu menatap helai-helai bulu yang jatuh di pelataran kuil.

Guguran sayap
Jatuh bak bunga perdu
Tunggu laluku

Sejenak kuatur napas. Dalam hati, aku berbisik;
"Saatnya aku berbicara pada jiwamu Nun!. Ini waktunya anggukkanku beranjak. Bukan ... Bukan karena rasaku yang memudar. Namun, ada perih yang terus merintih pedih. Luka tanpa darah nan perihnya tak terkira".

Hening dan buram
Tatap di genang tangis
Mengabur rasa

Sinar senja mulai meletih. Aku hanya mampu tertunduk dengan tangan mengepal butir-butir nenju nan terpisah. Janji yang pernah kupatri kini melintas dalam benak. Jiwa di bakar lara, Senyum Sang Budha menjadi penyejuk sejenak.

O ... Amitabha!
Nenju telah terpisah
Manunggal rasa!

Pajajaran, 27 Juli 2015 REQUIEM SENJA II
REQUIEM SENJA II

Suara genta memecah sunyi. Dengungnya cairkan hening. Menuntun puluhan merpati hijrah ke peraduan. Nun di kejauhan ... Mataku hanya mampu menatap helai-helai bulu yang jatuh di pelataran kuil.

Guguran sayap
Jatuh bak bunga perdu
Tunggu laluku

Sejenak kuatur napas. Dalam hati, aku berbisik;
"Saatnya aku berbicara pada jiwamu Nun!. Ini waktunya anggukkanku beranjak. Bukan ... Bukan karena rasaku yang memudar. Namun, ada perih yang terus merintih pedih. Luka tanpa darah nan perihnya tak terkira".

Hening dan buram
Tatap di genang tangis
Mengabur rasa

Sinar senja mulai meletih. Aku hanya mampu tertunduk dengan tangan mengepal butir-butir nenju nan terpisah. Janji yang pernah kupatri kini melintas dalam benak. Jiwa di bakar lara, Senyum Sang Budha menjadi penyejuk sejenak.

O ... Amitabha!
Nenju telah terpisah
Manunggal rasa!

Pajajaran, 27 Juli 2015 REQUIEM SENJA II